Persahabat bagaikan Kepompong ...
Bagi saya pribadi,
sahabat itu bagai embun pagi tatkala matahari akan menyinari bumi ini.
Merasakan ketika kebahagiaan datang menghampirinya, saya juga akan
loncat kegirangan. Ketika dia bersedih dan luka, saya mampu mengeluarkan
air mata dan merasakan bahwa betapa saya tidak ingin ia tersakiti.
Merasakan ‘kehangatan’ dan kenyamanan ketika bersama saling berbagi
cerita. Merasakan bahwa di setiap langkah ia ada dalam ingatan dan
selalu ingin menyenangkan hatinya di mana pun ia berada.
Sahabat sejati adalah
sahabat yang tidak punya hati nurani untuk menusuk dari belakang atau
menjadi duri dalam daging dan tidak memiliki rasa iri dan dengki. Saling
memberi dan saling menerima tanpa ada embel-embel azas pemanfaatan.
Ketika
seseorang yang sudah kita anggap sebagai sahabat, namun pada satu
ketika ternyata dia diam-diam menginginkan dan melakukan sesuatu yang
pada dasarnya tidak pernah terpikirkan oleh kita, apa yang harus
diperbuat dan apa yang bisa kita rasakan? Kekecewaan yang sangat dalam
dan terlukalah sudah hati dan rasa… Ini sebuah pertanda bahwa ia sangat
tidak pantas untuk dijadikan sahabat. Mungkin saja kedekatan yang selama
ini tercipta memiliki dua arti yang berbeda. Keberadaanya yang kita
anggap sebagai sahabat, namun alangkah malangnya ternyata ia tidak
memiliki pengertian dan pemahaman makna keberadaan seorang sahabat. Ia
hanya teman dekat atau justeru hanya teman biasa saja…
Nama : restu octaviantii
kelas : AP 204
0 Response to "Persahabatn di Kampus LP3I AP 204"
Posting Komentar